Pedagang dan Pemilik Lahan Tolak Pemindahan Pasar Cekkeng Kasuara: Kenapa yang Ilegal Dibiarkan?

Petirnews.Bulukumba – Gelombang penolakan terhadap rencana pemindahan Pasar Cekkeng Kasuara ke Pasar Sentral kian menguat. Andi Kamaluddin selaku pemilik lahan, bersama para pedagang yang telah puluhan tahun menggantungkan hidup di sana, menyatakan sikap tegas: menolak keras relokasi tersebut.

“Kami di sini bukan menumpang, kami punya lahan, kami taat bayar retribusi tiap bulan. Tapi kenapa justru kami yang mau dipaksa pergi?” ujar Andi Kamaluddin, Rabu (02/07/2025).

Penolakan juga datang dari puluhan ibu dan nenek pedagang yang sehari-hari menggantungkan hidupnya dari lapak kecil di pasar itu. Nama-nama seperti Nenek Simon, Bu Suri, Andi Adda, Didi, Nurmaeni, Ambo Enre hingga Karaeng Tompo – yang disebut memiliki setengah dari lahan pasar – turut bersuara lantang menolak pemindahan.

“Pasar Sentral memang besar, tapi biaya sewanya mahal, tidak sebanding dengan penghasilan harian kami,” keluh salah satu pedagang.

Tak hanya itu, para pedagang juga menyinggung kejanggalan kebijakan pemerintah daerah yang dinilai tak adil. “Kenapa kami yang sah, yang bayar retribusi, yang justru digusur? Tapi tambang-tambang ilegal yang merajalela dibiarkan begitu saja? Apa pemerintah pilih kasih?” ujar seorang warga dengan nada geram.

Mereka menuding pemerintah berlaku tidak adil dalam menegakkan hukum. “Yang kecil ditindas, pelanggar besar dilindungi. Ini bukan lagi soal pasar, ini soal keadilan sosial yang tak merata,” tegas Kamaluddin.

Kini, pasar Cekkeng Kasuara menjadi simbol perlawanan rakyat kecil terhadap kebijakan yang dianggap memiskinkan dan menghilangkan mata pencaharian masyarakat bawah. Warga berharap pemerintah membuka mata dan hati sebelum mengambil keputusan yang bisa menyengsarakan rakyatnya sendiri.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *