Lebih Baik Mati Berdarah daripada Mati Kelaparan! Pedagang Pasar Cekkeng Bulukumba Tolak Pemindahan Paksa

Petirnews.Bulukumba – Suasana Pasar Cekkeng, yang terletak di jantung Kota Bulukumba, memanas. Ratusan pedagang dan warga sekitar melakukan aksi perlawanan menolak rencana pemindahan paksa oleh pemerintah daerah. Mereka turun ke jalan, meneriakkan penolakan penuh semangat dan tangis keprihatinan demi mempertahankan ruang hidup dan sumber nafkah mereka yang telah puluhan tahun berdiri.

“Kenapa pasar Cekkeng mau dipindahkan, padahal kami punya lahan sendiri dan dari sinilah kami menggantungkan hidup, menyekolahkan anak, bahkan membesarkan cucu?” teriak seorang pedagang dalam kerumunan massa yang berkumpul, Senin (7/7/2026). “Kami bayar distribusi ke pemda! Kami bukan liar, kami rakyat yang sah! Harusnya dilindungi, bukan disingkirkan!”

Rencana pemindahan para pedagang ke Pasar Sentral menuai penolakan keras. Menurut para pedagang, kebijakan itu tidak manusiawi dan tidak berpihak pada masyarakat kecil. “Lebih baik mati berdarah daripada mati kelaparan akibat kebijakan semena-mena!” seru seorang tokoh pedagang yang memimpin orasi. “Jangan paksa kami ke Pasar Sentral yang sepi, jauh, dan bayarnya mahal. Kami bukan objek eksperimen pemerintah!”

Para pedagang menegaskan bahwa mereka bukan menolak perubahan, tetapi menuntut keadilan. Lokasi Pasar Cekkeng selama ini bukan hanya tempat berdagang, tetapi juga menjadi pusat ekonomi rakyat, warisan sejarah dan budaya lokal.

“Kami akan tetap bertahan! Kami akan lawan!” teriak massa yang terus membanjiri area pasar. Mereka meminta Bupati Bulukumba dan DPRD turun langsung menemui warga dan mendengarkan jeritan hati mereka, bukan hanya duduk di balik meja dan merancang kebijakan yang merampas ruang hidup masyarakat.

Aksi ini bukan sekadar penolakan, tapi perlawanan hidup rakyat kecil yang terancam digilas oleh kebijakan yang tak berpihak.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *