Petirnews.com.Bulukumba_ 10 Agustus 2025 – Suasana Dusun Mattiro Deceng pagi itu berbeda. Sejak matahari baru muncul, warga sudah memadati tepi Sungai Hisan, tepat di lokasi jembatan tani Hisan Kiba yang menghubungkan Kampung Liba dengan lahan pertanian. Ember berisi adukan semen berpindah dari tangan ke tangan, suara cetok berdenting, dan aroma masakan dari dapur umum menyeruak. Semua dikerjakan secara manual, tanpa bantuan alat berat.
Di tengah kesibukan itu, Pak Ismail salah satu tokoh setempat – mengawasi jalannya pengecoran jembatan yang telah mereka nantikan selama bertahun-tahun. Kepala Desa Kindang, Inra, juga turut hadir memberikan dukungan langsung kepada warganya.
“Jembatan ini adalah nyawa kami untuk mengangkut hasil tani. Kalau musim hujan, jalan di sini nyaris mustahil dilalui,” ungkap Pak Ismail dengan nada penuh harap.

Tak ada papan proyek, tak ada anggaran dari pemerintah. Pembangunan ini murni hasil swadaya warga. Dana sebesar kurang lebih Rp35 juta berhasil dikumpulkan – ada yang menyumbang uang tunai, ada yang melepas hasil panennya. Selama dua bulan penuh, sekitar 80 warga bekerja tanpa lelah, bergantian siang dan malam, demi mewujudkan jembatan impian.
Menjelang peringatan 17 Agustus, gotong royong ini menjadi bukti nyata kekompakan warga Kindang. Mereka bukan hanya bersiap merayakan Hari Kemerdekaan, tetapi juga menciptakan warisan bersama yang akan bermanfaat untuk generasi mendatang.
Namun, di balik semangat itu, tersimpan alasan yang membuat mereka berpacu dengan waktu. Beberapa warga menyebut jembatan harus selesai sebelum akhir bulan ini, meski penyebab pastinya masih menjadi tanda tanya. Desas-desus beredar bahwa ada peluang besar yang akan hilang jika proyek ini molor.
Bagi warga Mattiro Deceng, jembatan ini bukan sekadar beton dan besi. Ia adalah simbol perjuangan, keringat, dan keyakinan bahwa kebersamaan bisa mengalahkan keterbatasan. Dan di tengah semangat kemerdekaan, mereka membuktikan bahwa medan perjuangan bukan hanya di masa lalu, tetapi juga di setiap sudut desa yang berjuang demi masa depan warganya.
Sumber: Pak Ismail
Editor: Muh. Yunus