Darurat Ekologis di Bulukumba! Tambang Pasir Ilegal Mengganas, Ketua JWI Sulsel: Ada Mafia dan Diduga Oknum Aparat Bersekongkol!

Petirnews.Bulukumba – Kerusakan lingkungan di Kabupaten Bulukumba makin tak terbendung. Tambang pasir ilegal, khususnya di kawasan Barabba, Desa Bialo, menjadi bukti nyata betapa hukum seolah lumpuh di hadapan para penjarah alam. Alat berat bebas mengeruk pasir dari sungai siang dan malam tanpa mengantongi izin resmi. Lebih parah lagi, aktivitas ini diduga kuat dilindungi oleh oknum aparat dan mafia tambang yang bermain di belakang layar.

Ketua Jurnalis Warga Indonesia (JWI) Sulsel, Muh. Darwis K., angkat suara dengan nada geram. Ia menyebut praktik tambang ilegal ini bukan sekadar pelanggaran administratif, tapi kejahatan lingkungan yang terorganisir dan dibiarkan secara sistematis oleh negara.

“Ini bukan lagi sekadar tambang liar. Ini adalah pengkhianatan terhadap rakyat! Sungai dijarah, ekosistem dirusak, dan aparat justru jadi pelindung kejahatan. Diamnya mereka bukan karena tidak tahu, tapi karena ikut makan hasil kotor!” tegas Darwis.

Darwis menegaskan, pembiaran terhadap aktivitas brutal ini adalah bentuk kejahatan kolektif. Ia memaparkan empat ancaman nyata dari tambang ilegal yang kini mengancam keselamatan warga:

  1. Erosi dan Perubahan Aliran Sungai: Sungai dikeruk membabi buta hingga alirannya berubah tak menentu. Dampaknya, tanah tergerus, dan pemukiman warga terancam tenggelam.
  2. Ekosistem Sungai Hancur: Ikan mati, air keruh, bahkan beracun. Sungai yang dulunya menjadi urat nadi kehidupan kini menjelma jadi sumber bencana.
  3. Pencemaran Air Tanah: Aktivitas tambang liar merusak lapisan tanah dan mencemari sumber air bersih yang selama ini menjadi penopang kehidupan warga.
  4. Bom Waktu Bencana Alam: Kerusakan struktur sungai meningkatkan risiko banjir bandang dan longsor. Bukan soal ‘jika’, tapi ‘kapan’ nyawa akan melayang.

Lebih jauh, Darwis mengecam keras institusi yang seharusnya bertindak, mulai dari aparat penegak hukum hingga Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bulukumba.

“Kalau aparat tidak berani bertindak, berarti mereka ikut jadi bagian dari kejahatan ini! Jangan terus jadi pengecut yang hanya berani pada rakyat kecil!” sembur Darwis.

Darwis juga menyerukan perlawanan terbuka kepada masyarakat dan media.

“Jika pemerintah terus bungkam, maka rakyat harus bangkit! Jangan biarkan Bulukumba dijual oleh pengkhianat bangsa yang bermental maling dan berseragam suci tapi tangan kotor!” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *