DLHK dan BAPENDA Kabupaten Bulukumba Menjadi Pemicu Meningkatnya Konflik Agraria di Kawasan Tahura

Oplus_131072

Petirnews.Bulukumba_Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan beserta BAPENDA kabupaten Bulukumba disebut sebagai pemicu meningkatnya konflik agraria di kawasan Tahura kecamatan Bontobahari.Jumat 11 Oktober 2024

Pernyataan ini disampaikan oleh ketua DPK KNPI Bontobahari Edy Aswar kepada media di salah satu warkop dalam kota Bulukumba.

Bacaan Lainnya

Menurut Edy Aswar, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan kabupaten Bulukumba harusnya lebih responsif terhadap apa yang terjadi saat ini dalam kawasan Tahura yang mana perseteruan antar masyarakat kian memanas.

“Masyarakat dalam kawasan Tahura saling klaim wilayah garapan dan merasa kuat atas terbitnya SPPT apalagi terindikasi kuat dibekingi oleh oknum anggota DPRD kabupaten Bulukumba dan sampai saat ini pihak DLHK tidak merespon , apakah harus menunggu pertumpahan darah terlebih dahulu baru DLHK turun lapangan,”ujar Edy

Sementara itu Ketua Binpro Lidik Pro Bulukumba Andi Parman mengatakan seharusnya pihak DLHK segera mengambil langkah-langkah untuk mengantisipasi terjadinya keributan dalam kawasan tahura dan tidak mesti menunggu adanya jatuh korban baru bertindak.

“Saat ini sudah sering terjadi keributan terutama di poros Bara dan baru-baru ini beredar video di medsos terkait keributan dan aksi saling klaim lahan antara masyarakat Tanah lemo dan masyarakat Desa Bira,” ujar Andi

Andi Parman juga mengatakan,bahwa BAPENDA saat ini mengalami kecelakaan berpikir yang dengan beraninya menerbitkan SPPT dalam kawasan Tahura tanpa memikirkan efek yang akan ditimbulkan nanti.

“Masyarakat yang merasa namanya ada dalam SPPT saat ini terus-menerus melakukan pembabatan dalam kawasan Tahura karena merasa dirinya aman karena tidak mendapatkan teguran dari pihak terkait,”ujar Andi

Di akhir wawancara Andi Parman mengatakan, jika kadis DLHK tidak mampu mengatasi persoalan Tahura dan tidak mampu menertibkan masyarakat yang terus-menerus melakukan pembabatan lahan Tahura,mending mundur saja dari jabatannya.

“Saya yakin keributan dalam kawasan Tahura akan semakin besar jika tidak segera ditangani oleh pihak berwenang”.tutup Andi

penulis : Andi Saiful Ishak

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *