DPRD Bulukumba Disegel! Wakil Rakyat Dinilai Lari dari Tanggung Jawab, Pedagang Mengamuk

Petirnews.Bulukumba – “Rakyat berteriak, wakilnya malah menghilang!” Suasana panas meledak di halaman Kantor DPRD Bulukumba, Selasa 8 Juli 2025.

Puluhan pedagang Pasar Cekkeng, yang didampingi Lembaga Pemuda Afiliasi Toleran Indonesia (PATI), menyegel kantor wakil rakyat sebagai bentuk kemarahan dan kekecewaan mendalam atas rencana penggusuran paksa pasar tradisional yang telah puluhan tahun menjadi sumber penghidupan mereka.

Bacaan Lainnya

Aksi ini bukan sekadar protes biasa. Mereka datang dengan penuh amarah, membawa tuntutan, dan mengutuk keras sikap diam DPRD yang dinilai tak lebih dari sekumpulan penikmat gaji rakyat yang bisu dan pengecut.

“Kami datang baik-baik untuk bicara. Tapi kalau semua anggota DPRD kabur ke luar daerah, itu penghinaan! Apa mereka pikir kami ini sampah yang tak layak didengar?” tegas Agus Salim, Ketua Umum PATI, dalam orasinya.

Kemarahan rakyat kian membuncah saat Jusnawati, staf DPRD, menyampaikan bahwa tidak satu pun anggota dewan berada di tempat karena sedang melakukan perjalanan dinas. Pernyataan ini langsung memantik emosi massa yang merasa dikhianati oleh wakilnya sendiri.

“Ini kantor rakyat, bukan milik pribadi para dewan! Hari ini kami segel, karena tak ada gunanya gedung megah kalau penghuninya pengecut dan tak pernah berpihak!” seru Jihank, orator aksi.

Dalam amarah yang tak terbendung, massa pun memasang segel simbolik di pintu utama gedung DPRD, sebagai bentuk mosi tidak percaya terhadap lembaga legislatif Bulukumba.

“Kami rakyat kecil, hidup dari jualan di pasar. Tapi yang kami dapat hanya intimidasi, penggusuran, dan pengabaian. Apa dewan lupa siapa yang memilih mereka?” ujar Nurmaeni, perwakilan pedagang dengan nada getir

Lebih dari sekadar aksi, ini adalah teriakan rakyat yang dikhianati, suara-suara mereka yang selama ini dibungkam oleh kekuasaan yang tuli.

Hari ini Kantor DPRD disegel. Besok, rakyat bisa segel kepercayaan. Dan jika DPRD dan Bupati masih terus membungkam suara rakyat, maka perlawanan ini tidak akan berhenti hanya di pagar kantor. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *