Khawatir Soal Kualitas Makanan Gratis, Orang Tua Siswa dan Aktivis Asatu Desak Pengawasan Ketat Program MBG di Bulukumba

Oplus_16777216

Bulukumba,Petirnews.com – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah berjalan di berbagai sekolah di Kabupaten Bulukumba mendapat sorotan tajam dari orang tua siswa dan aktivis Asatu.

Meski program ini bertujuan mulia, yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penguatan gizi bagi peserta didik serta mendukung UMKM dan ekonomi kerakyatan, implementasinya dinilai belum sepenuhnya aman dan layak.

Sejumlah orang tua siswa mengaku khawatir atas kualitas makanan yang disajikan dalam program tersebut. Keresahan ini bukan tanpa dasar. Pernah terjadi kasus makanan basi dan tidak layak konsumsi di sejumlah sekolah, termasuk SMP Negeri 2 Bulukumba, yang berdampak pada kepercayaan orang tua terhadap program ini.

“Saya selalu peringatkan anak saya untuk memeriksa dulu makanannya sebelum dimakan. Kalau ada bau atau kelihatan tidak matang, saya suruh dia jangan makan. Kami pernah lihat di berita ada anak-anak yang keracunan makanan MBG. Sekarang mungkin hanya basi, tapi kalau nanti sampai keracunan bagaimana?” ungkap seorang ibu.

Aktivis Asatu Desak Peran Aktif Sekolah

Merespons keluhan tersebut, Aktivis Asatu Jayadi menilai perlu adanya pengawasan lebih ketat dari pihak sekolah, khususnya kepala sekolah dan guru, dalam mengawasi makanan yang disalurkan. Mereka mendesak agar setiap temuan makanan yang mencurigakan atau tidak layak konsumsi tidak ditutupi, tetapi segera ditindaklanjuti secara terbuka.

“Pihak sekolah tidak boleh ragu menegur penyedia makanan bila ditemukan masalah. Bahkan, kalau perlu dipublikasikan agar menjadi pembelajaran. Pemerintah daerah, khususnya OPD terkait, juga harus turun langsung dan memberikan sanksi tegas bila ada pelanggaran,” tegas Jayadi.

Kepala Sekolah Punya Peran Sentral

Dalam pelaksanaan program MBG, kepala sekolah memainkan peran sentral. Mereka bertanggung jawab memastikan makanan yang disediakan memiliki kualitas dan keamanan yang baik, distribusinya tepat waktu, dan program dijalankan sesuai aturan.

Tak hanya itu, kepala sekolah juga perlu mengawasi pelaksanaan teknis program di lapangan, termasuk memastikan kebersihan lingkungan sekolah serta sanitasi tempat penyajian makanan.

Peran ini penting agar program benar-benar memberi manfaat, bukan justru menimbulkan risiko kesehatan bagi siswa.

Dengan keterlibatan aktif kepala sekolah, guru, serta dukungan dan pengawasan dari pemerintah daerah, program MBG diharapkan dapat berjalan lebih optimal, menyehatkan anak-anak, dan mendukung prestasi belajar mereka.

Namun demikian, kejadian makanan basi yang sudah terjadi, menjadi pengingat bahwa pengawasan dan evaluasi berkala mutlak diperlukan. Program makan gratis seharusnya tidak hanya bergizi, tetapi juga aman, higienis, dan terpercaya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *