Bulukumba,Petirnews.com– Jeritan nelayan Bulukumba kian lantang terdengar. Mereka mengeluhkan hasil tangkapan yang terus menurun akibat dugaan ulah segelintir nelayan nakal yang menggunakan racun potasium untuk menangkap ikan.
Praktik haram ini disebut telah merusak ekosistem laut, termasuk terumbu karang yang menjadi rumah bagi berbagai jenis ikan. Lokasi-lokasi potensial seperti Perairan Bone Kebo, Taka Paranjelling, Taka Bajange kota, Taka Batu Maniang, hingga Taka Botto kini nyaris tak lagi ramah bagi nelayan tradisional.
“Bayangkan saja, saya memancing selama empat jam, tapi tak ada satu pun ikan yang menyambar kail. Diduga kuat ini akibat penggunaan potasium oleh oknum tak bertanggung jawab,” ungkap Pemerhati Nelayan, H.A.Gunawan, dengan nada prihatin.
Ia menegaskan, terumbu karang adalah penopang utama kehidupan biota laut. Kerusakan ekosistem akan berdampak langsung pada keberlanjutan mata pencaharian nelayan lokal.
H.A. Gunawan pun mendesak pemerintah daerah dan provinsi untuk memperketat pengawasan, khususnya terhadap nelayan pengguna kompresor yang melakukan penyelaman pada malam hari. Ia menilai kapal pengawasan milik Dinas Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan harus dimaksimalkan fungsinya.
“Kapal pengawasan itu jangan cuma sandar di dermaga. Harus dimaksimalkan untuk memastikan tidak ada pelanggaran penangkapan ikan,” tegasnya.
Lebih lanjut, ia berharap terbangun sinergi kuat antara Dinas Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan dan Dinas Perikanan Kabupaten Bulukumba. Kolaborasi ini diyakini dapat memastikan kelestarian ekosistem laut sekaligus menyelamatkan masa depan nelayan Bulukumba.