PATI Gempur DPRD Bulukumba, Bongkar Dugaan Proyek Bermasalah, Janji Dibuat di Atas Materai

Petirnews.Bulukumba – Ketegangan memuncak di depan Kantor DPRD Kabupaten Bulukumba. Puluhan massa dari Lembaga Afiliasi Toleran Indonesia (PATI) menggelar aksi unjuk rasa, menggugat para wakil rakyat yang dinilai abai terhadap laporan dugaan penyimpangan proyek infrastruktur. Aksi ini dipimpin langsung oleh Agus Salim, yang akrab disapa Jihank, didampingi Jenderal Lapangan Ibrahim Ilyas dan Koordinator Lapangan Udin Karim.

Namun, kantor DPRD justru tampak kosong melompong. Para anggota dewan sedang mengikuti kegiatan Hari Jadi Bulukumba ke-56 di Lapangan Pemuda. Bukannya surut semangat, massa PATI malah semakin beringas, mengalihkan aksi mereka ke bundaran depan Kantor Bupati Bulukumba.

“Jangan Cuma Sibuk Bagi-Bagi Proyek, Aspirasi Rakyat Juga Harus Didengar!”

Di tengah teriknya matahari, suara Jihank menggema lantang:

“Jangan cuma sibuk bagi-bagi proyek! Aspirasi kami ini sudah lama kami sampaikan, tapi tak ada satu pun respons yang jelas! Kami tidak akan diam sebelum ada tindakan nyata!”

Sorakan dukungan dari massa membahana, membuat suasana semakin panas. Aksi ini bukan sekadar orasi kosong. PATI membawa tuntutan konkret yang menyoroti dugaan penyimpangan dalam sejumlah proyek vital, di antaranya:

Rabat beton di Desa Bulolohe dan Desa Darubiyah

Jembatan di Desa Manjalling

Pembangunan pagar Mal Pelayanan Publik (MPP) Bulukumba

Talud di Desa Padalloang

Tuntutan PATI yang Mengguncang:

  1. DPRD Komisi III diminta segera turun ke lapangan untuk mengecek langsung proyek bermasalah.
  2. DPRD harus bersama PATI melakukan inspeksi lapangan demi transparansi anggaran.
  3. DPRD wajib memanggil dinas terkait, Inspektorat, Kejaksaan, dan Tim Tipikor untuk melakukan investigasi menyeluruh.

Setelah orasi penuh amarah dan desakan bertubi-tubi, tiga anggota DPRD akhirnya muncul menemui massa aksi. Suasana sempat memanas dengan adu argumen sengit. Namun, di bawah tekanan massa, mereka akhirnya membubuhkan tanda tangan di atas materai, berjanji akan menyampaikan aspirasi PATI kepada pimpinan DPRD dan menindaklanjuti laporan tersebut.

Jihank tak tinggal diam, ia menegaskan dengan suara keras:

“Kami tidak butuh janji manis di depan kamera, kami butuh aksi nyata di lapangan! Kami akan mengawal ini sampai tuntas. Jika kalian ingkar, kami akan kembali dengan massa yang lebih besar!”

Massa PATI akhirnya membubarkan diri secara tertib, namun pesan mereka jelas: β€œIni baru permulaan!” PATI berkomitmen untuk terus mengawal proses ini hingga tuntas, memastikan setiap rupiah uang rakyat digunakan sebagaimana mestinya.

Aksi ini bukan sekadar unjuk rasa biasa. Ini adalah peringatan keras bagi para pemangku kebijakan: rakyat tidak akan tinggal diam melihat ketidakadilan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *