PMII Bulukumba Geruduk Kantor Pemerintah: Kami Bukan Teroris, Kami Pembawa Gagasan!

Petirnews.Bulukumba– Aksi unjuk rasa kembali digelar oleh mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Bulukumba. Mereka turun ke jalan sebagai bentuk perlawanan terhadap situasi daerah yang dinilai semakin tidak berpihak kepada rakyat kecil.

Ironisnya, kedatangan mereka justru disambut dengan pengawalan ketat aparat. Hal ini memicu kecaman dari peserta aksi.


“Kami ini bukan teroris yang harus dijaga ketat. Kami datang tidak membawa senjata, kami datang membawa gagasan untuk memperbaiki Bulukumba!” teriak salah satu orator lantang dari atas mobil komando.


Mahasiswa menyoroti beragam persoalan akut yang terjadi di Bulukumba, mulai dari maraknya pembangunan perumahan yang memunculkan keresahan masyarakat, dugaan keterlibatan oknum dalam membekingi developer nakal, hingga limbah pabrik Porang yang mencemari lingkungan dan merusak ekosistem warga sekitar.


Mereka menyatakan bahwa pemerintah daerah terkesan bermain mata dengan para investor dan pengusaha besar, sementara penderitaan masyarakat kecil diabaikan.


Dalam aksinya, PMII mengajukan tuntutan tegas:
Mendesak Bupati Bulukumba Andi Muhtar Ali Yusuf dan kepolisian memberikan sanksi kepada seluruh developer yang mempermainkan pembangunan dan menyalahgunakan anggaran subsidi perumahan.


Menuntut penutupan seluruh industri dan pergudangan yang melanggar aturan lingkungan, tata ruang, dan tidak memiliki izin lengkap.


Mendesak Bupati untuk berhenti membekingi investor bermasalah yang justru merusak tatanan daerah dan menindas rakyat.


PMII juga menegaskan bahwa aksi mereka murni sebagai bentuk kontrol sosial dan gerakan moral. Mereka menolak dicap sebagai pengganggu stabilitas, justru menuding bahwa yang mengacaukan situasi adalah pemerintah yang abai dan terlalu tunduk pada kekuatan modal.


“Kami akan terus bersuara sampai Bulukumba dibersihkan dari praktik busuk yang merugikan rakyat. Kami tak akan diam selama pemerintah hanya berpihak pada pengusaha, bukan pada warganya sendiri!” tutup koordinator aksi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *